Parangtritis
Geomaritime Science Park
Hari minggu
tepatnya tanggal 15 Mei 2016, kami sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Geodesi UGM
yang mengambil mata kuliah Perencanaan Wilayah Pesisir dan didampingi oleh
Dosen yaitu Pak I Made Andi Arsana. Kami berkunjung ke Laboratorium Geospasial sebagai
kuliah lapangan ke Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) yang berada di
Dusun Depok, Parangtritis, Kretek, Kec. Bantul. Setelah tiba di lokasi, kami disambut
dan langsung masuk ke ruangan yang telah disediakan. Kami mendapat banyak penjelasan
mengenai kegiatan yang dijalankan di PGSP dan mengenai Gumuk Pasir serta sebuah
tayangan mengenai Gumuk Pasir yang telah disuguhkan dari Mega Dharma Putra
mahasiswa Fakultas Geografi UGM angkatan 2011 yang sedang mengambil pekerjaan
di PGSP.
Parangtritis
Geomaritime Science Park (PGSP) dimulai sejak tahun 2002 yang pada saat itu
dikelola oleh lembaga Badan Informasi dan Geospasial (BIG), Universitas Gadjah
Mada (UGM) serta Pemerintah Daerah Bantul. Parangtritis Geomaritime Science
Park (PGSP) ini mempunyai peran sebagai pusat penelitian dan inovasi, sebagai tempat
wisata edukasi maupun sebagai pusat pengembangan ilmu dan pengetahuan, sebagai sarana
pemberdayaan masyarakat dan juga sebagai museum.
Parangtritis
Geomaritime Science Park (PGSP) sampai tahun 2015 sudah mendapat banyak
renovasi maupun tambahan fasilitas yang berguna sebagai penunjang
kelestariannya. Adapun saat ini PGSP mempunyai fasilitas yang terdiri
dari 8 ruang/gedung yaitu :
- Gedung Kerucut
- Lorong Pengetahuan
- Gedung Diklat dan pameran
- Gedung Kantor
- Rusunawa
- Geocamp
- Mess
- Mushola
Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP)
Foto di ruang Lorong Pengetahuan
Setiap bangunan
dan ruangan memiliki filosofi-filosofi tersendiri dalam pembangunannya. Contoh
gedung kerucut dibangun menggambarkan gumuk pasir yang sedang berkumpul, kemudian
lorong pengetahuan sebagai aliran sungai yang membawa material-material
penyusun gumuk pasir. Gumuk
pasir merupakan gundukan bukit dari pasir yang terhembus oleh angin. Gumuk
pasir membentang dari pantai Depok ke pantai Parangkusumo. Gumuk pasir tersusun dari material hasil letusan gunung
api, lalu material tersebut dibawa oleh air sungai turun ke laut, kemudian material
tersebut tertiup oleh angin sehingga terciptalah gumuk pasir. Parangtritis Geomaritime Science
Park (PGSP) digunakan juga sebagai museum yaitu untuk tempat menyimpan
koleksi beberapa sampel yang berhubungan dengan jenis batuan dan jenis dari
gumuk pasir.
Di Asia Tenggara terdapat 3 Gumuk
Pasir yang berada di 3 Negara berbeda dengan warna pasir yang berbeda yaitu :
- Filipina ( Pasirnya bewarna putih)
- Myanmar ( Pasirnya berwarna merah coklat)
- Indonesia ( Pasirnya berwarna hitam abu-abu)
- Dengan adanya gumuk pasir yang terbilang unik, maka dapat dijadikan sebagai potensi wisata.
- Sebagai Tembok alam pelindung adanya tsunami
- Mencegah instrusi air laut, sehingga darah disekitar laut masih tetap terjaga ketersediaan air tanahnya.
- Sebagai tempat hidup (habitat) mahluk hidup yang unik.
- Menahan abrasi laut secara alami
Kondisi gumuk pasir saat ini mulai
berkurang karena banyaknya didirikan bangunan dan pohon disekitar gumuk pasir,
hal ini menyebabkan angin yang membawa material pasir ini menjadi terhambat.
Selain itu penambangan pasir yang dilakukan disungai menyebabkan berkurangnya suplay material pasirnya. Diharapkan
gumuk pasir yang ada di Indonesia tetap dijaga dan dilestarikan, agar manfaatnya
dapat dirasakan oleh masyarakat.