Minggu, 22 Mei 2016

Kunjungan Ke Laboratorium Parangtritis Geomaritime Science Park

Parangtritis Geomaritime Science Park
 
          Hari minggu tepatnya tanggal 15 Mei 2016, kami sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Geodesi UGM yang mengambil mata kuliah Perencanaan Wilayah Pesisir dan didampingi oleh Dosen yaitu Pak I Made Andi Arsana. Kami berkunjung ke Laboratorium Geospasial sebagai kuliah lapangan ke Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) yang berada di Dusun Depok, Parangtritis, Kretek, Kec. Bantul.  Setelah tiba di lokasi, kami disambut dan langsung masuk ke ruangan yang telah disediakan. Kami mendapat banyak penjelasan mengenai kegiatan yang dijalankan di PGSP dan mengenai Gumuk Pasir serta sebuah tayangan mengenai Gumuk Pasir yang telah disuguhkan dari Mega Dharma Putra mahasiswa Fakultas Geografi UGM angkatan 2011 yang sedang mengambil pekerjaan di PGSP.
Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) dimulai sejak tahun 2002 yang pada saat itu dikelola oleh lembaga Badan Informasi dan Geospasial (BIG), Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Pemerintah Daerah Bantul. Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) ini mempunyai peran sebagai pusat penelitian dan inovasi, sebagai tempat wisata edukasi maupun sebagai pusat pengembangan ilmu dan pengetahuan, sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dan juga sebagai museum.
 Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) sampai tahun 2015 sudah mendapat banyak renovasi maupun tambahan fasilitas yang berguna sebagai penunjang kelestariannya. Adapun saat ini PGSP mempunyai fasilitas yang terdiri dari 8 ruang/gedung yaitu :
  1. Gedung Kerucut
  2. Lorong Pengetahuan
  3. Gedung Diklat dan pameran
  4. Gedung Kantor
  5. Rusunawa
  6. Geocamp
  7. Mess
  8. Mushola
 Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP)

 Foto di ruang Lorong Pengetahuan
Setiap bangunan dan ruangan memiliki filosofi-filosofi tersendiri dalam pembangunannya. Contoh gedung kerucut dibangun menggambarkan gumuk pasir yang sedang berkumpul, kemudian lorong pengetahuan sebagai aliran sungai yang membawa material-material penyusun gumuk pasir. Gumuk pasir merupakan gundukan bukit dari pasir yang terhembus oleh angin. Gumuk pasir membentang dari pantai Depok ke pantai Parangkusumo. Gumuk pasir tersusun dari material hasil letusan gunung api, lalu material tersebut dibawa oleh air sungai turun ke laut, kemudian material tersebut tertiup oleh angin sehingga terciptalah gumuk pasir. Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) digunakan juga sebagai museum yaitu untuk tempat menyimpan koleksi beberapa sampel yang berhubungan dengan jenis batuan dan jenis dari gumuk pasir. 
Di Asia Tenggara terdapat 3 Gumuk Pasir yang berada di 3 Negara berbeda dengan warna pasir yang berbeda yaitu :
  1. Filipina ( Pasirnya bewarna putih)
  2. Myanmar ( Pasirnya berwarna merah coklat)
  3. Indonesia ( Pasirnya berwarna hitam abu-abu)
 
Foto dari Gumuk Pasir di Yogyakarta

Foto Timbunan pasir yang sudah halus
 
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai kekayaan unik seperti Gumuk Pasir, maka dari itu kita harus mengelola Gumuk pasir agar tetap terjaga. Fungsi dari Gumuk Pasir ini:
  • Dengan adanya gumuk pasir yang terbilang unik, maka dapat dijadikan sebagai potensi wisata.
  • Sebagai Tembok alam pelindung adanya tsunami
  • Mencegah instrusi air laut, sehingga darah disekitar laut masih tetap terjaga ketersediaan air tanahnya.
  • Sebagai tempat hidup (habitat) mahluk hidup yang unik.
  • Menahan abrasi laut secara alami
Kondisi gumuk pasir saat ini mulai berkurang karena banyaknya didirikan bangunan dan pohon disekitar gumuk pasir, hal ini menyebabkan angin yang membawa material pasir ini menjadi terhambat. Selain itu penambangan pasir yang dilakukan disungai menyebabkan berkurangnya suplay material pasirnya. Diharapkan gumuk pasir yang ada di Indonesia tetap dijaga dan dilestarikan, agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.