Minggu, 08 Mei 2016

PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR

            Indonesia memiliki wilayah pesisir yang cukup luas dan menyimpan potensi sumberdaya alam pesisir yang luar biasa dengan keanekaragaman ekosistem. Berbagai ekosistem seperti hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun dapat ditemui di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Untuk dapat memanfaatkan sumber daya secara optimal dan efisien perlu dilakukan suatu perencanaan yang baik dan pengelolaan secara terpadu. Untuk melakukan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu memerlukan informasi tentang potensi yang dapat dikembangkan serta permasalahan yang ada. Salah satu cara untuk pengelolaan wilayah pesisir yaitu dengan mengintegrasikan penginderaan jauh.
Penginderaan Jauh adalah Suatu metode pengamatan atau pengukuran unsur-unsur spasial permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan obyek yang diamati. Data Penginderaan Jauh sangat sesuai untuk kajian perencanaan tata ruang dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk perencanaan wilayah dapat melengkapi informasi peta yang sudah ada dan untuk menambahkan informasi terbaru. 
Data penginderaan jauh dapat menangkap dan mengindentifikasi berbagai macam objek di wilayah pesisir seperti rumput laut, terumbu karang, keadaan pasir, padang lamun, keberadaan mangrove, penggunaan lahan, serta sebaran vegetasi lainnya yang merupakan suatu ekosistem wilayah pesisir. 
Berikut ini, manfaat teknologi Penginderaan Jauh untuk mendukung pembangunan sektor kelautan yaitu :

  • Pemetaaan, Identifikasi dan inventarisasi Sumberdaya Pesisir dan Laut. Data penginderaan jauh dapat digunakan untuk pengukuran suhu permukaan laut (SPL). Dengan adanya informasi mengenai suhu permukaan laut maka dapat di prediksi pergerakan ikan dan kondisi aman saat penangkapan ikan dan perlayaran. 
  • Kesesuaian Pemanfaatan Pesisir dan Pengembangan Budidaya Laut. Pengembangan budidaya laut memerlukan informasi lokasi ideal bagi pengembangan budidaya laut. Data Penginderaan jauh dapat digunakan untuk menentukan lokasi dan kesesuain kawasan yang digunakan untuk pengembangan budidaya laut. 
  • Pengembangan Penginderaan Jauh dapat digunakan untuk monitoring ekosistem pesisir dan lautan.

Berikut ini, contoh peran penginderaan jauh untuk mengamati Kondisi Terumbu Karang. 

Terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem utama di muka bumi yang terbentuk secara alami. Ekosistem ini dihuni oleh ribuan tumbuhan dan hewan unik yang bernilai tinggi. Terumbu karang menjadi sumber makanan utama, penghasil pemasukan dan sumber daya bagi jutaan orang melalui peranannya dalam hal pariwisata dan perikanan. Ekosistem terumbu karang merupakan sumberdaya wilayah pesisir yang sangat rentan terhadap kerusakan, terutama yang disebabkan oleh perilaku manusia/masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu pemanfaatannya harus dilakukan secara ekstra hati-hati. Apabila terumbu karang mengalami kerusakan maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat dipulihkan kembali
Salah satu teknologi yang dapat membantu manusia mengamati ekosistem terumbu karang adalah melalui penginderaan jauh. Pengamatan di kawasan terumbu karang dapat dilakukan dengan menggunakan data satelit penginderaan jauh untuk memberikan gambaran tentang distribusi dan kondisi terumbu karang di perairan dangkal dengan cakupan wilayah yang luas. Citra resolusi menengah seperti Landsat dapat digunakan untuk melakukan pengamatan terumbu karang.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi terumbu karang adalah metode yang didasari oleh Model Pengurangan Eksponensial (Standard exponential attenuation model). Dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh, kondisi ekosistem terumbu karang di area yang luas dapat diketahui secara langsung. Kelemahan dari teknologi ini adalah kapabilitas analisa kondisi terumbu karang hanya dapat dilakukan pada kedalaman tertentu, umumnya antara 0-10 meter. Hasil dari analisa ekosistem terumbu karang dengan citra satelit ini dapat diketahui seberapa besar kondisi terumbu karang yang hidup dan yang mati, serta organisme penutup dasar laut yang lain. Mengetahui perkembangan kondisi terumbu karang dapat membuat manusia lebih waspada dan mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan untuk menjaga kelangsungan ekosistem terumbu karang.


Sumber :

  • Rauf, A., & Yusuf, M. (2004). Studi Distribusi dan Kondisi Terumbu Karang dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 9(2), 74-81. 
  •  Shalihati, S.F., Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam Pembangunan Sektor Kelautan serta Pengembangan Sistem Pertahanan Negara Maritim.