Indonesia memiliki wilayah pesisir
yang cukup luas dan menyimpan potensi sumberdaya alam pesisir yang luar biasa
dengan keanekaragaman ekosistem. Berbagai ekosistem seperti hutan mangrove, terumbu
karang dan padang lamun dapat ditemui di berbagai wilayah pesisir Indonesia.
Untuk dapat memanfaatkan sumber daya secara optimal dan efisien perlu dilakukan
suatu perencanaan yang baik dan pengelolaan secara terpadu. Untuk melakukan pengelolaan
sumberdaya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu memerlukan
informasi tentang potensi yang dapat dikembangkan serta permasalahan yang ada.
Salah satu cara untuk pengelolaan wilayah pesisir yaitu dengan mengintegrasikan
penginderaan jauh.
Penginderaan Jauh adalah Suatu
metode pengamatan atau pengukuran unsur-unsur spasial permukaan bumi tanpa
kontak langsung dengan obyek yang diamati. Data Penginderaan Jauh sangat sesuai
untuk kajian perencanaan tata ruang dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil. Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk perencanaan
wilayah dapat melengkapi informasi peta yang sudah ada dan untuk menambahkan
informasi terbaru.
Data penginderaan
jauh dapat menangkap dan mengindentifikasi berbagai macam objek di wilayah
pesisir seperti rumput laut, terumbu karang, keadaan pasir, padang lamun,
keberadaan mangrove, penggunaan lahan, serta sebaran vegetasi lainnya yang
merupakan suatu ekosistem wilayah pesisir.
Berikut ini, manfaat teknologi Penginderaan Jauh untuk
mendukung pembangunan sektor kelautan yaitu :
- Pemetaaan, Identifikasi dan inventarisasi Sumberdaya Pesisir dan Laut. Data penginderaan jauh dapat digunakan untuk pengukuran suhu permukaan laut (SPL). Dengan adanya informasi mengenai suhu permukaan laut maka dapat di prediksi pergerakan ikan dan kondisi aman saat penangkapan ikan dan perlayaran.
- Kesesuaian Pemanfaatan Pesisir dan Pengembangan Budidaya Laut. Pengembangan budidaya laut memerlukan informasi lokasi ideal bagi pengembangan budidaya laut. Data Penginderaan jauh dapat digunakan untuk menentukan lokasi dan kesesuain kawasan yang digunakan untuk pengembangan budidaya laut.
- Pengembangan Penginderaan Jauh dapat digunakan untuk monitoring ekosistem pesisir dan lautan.
Berikut ini, contoh peran penginderaan
jauh untuk
mengamati Kondisi Terumbu Karang.
Terumbu
karang merupakan bagian dari ekosistem utama di muka bumi yang terbentuk secara
alami. Ekosistem ini dihuni oleh ribuan tumbuhan dan hewan unik yang bernilai
tinggi. Terumbu karang menjadi sumber makanan utama, penghasil pemasukan dan
sumber daya bagi jutaan orang melalui peranannya dalam hal pariwisata dan
perikanan. Ekosistem terumbu karang merupakan sumberdaya wilayah pesisir yang
sangat rentan terhadap kerusakan, terutama yang disebabkan oleh perilaku
manusia/masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu pemanfaatannya harus dilakukan
secara ekstra hati-hati. Apabila terumbu karang mengalami kerusakan maka akan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat dipulihkan kembali
Salah
satu teknologi yang dapat membantu manusia mengamati ekosistem terumbu karang
adalah melalui penginderaan jauh. Pengamatan di kawasan terumbu karang dapat
dilakukan dengan menggunakan data satelit penginderaan jauh untuk memberikan
gambaran tentang distribusi dan kondisi terumbu karang di perairan dangkal
dengan cakupan wilayah yang luas. Citra resolusi menengah seperti Landsat dapat
digunakan untuk melakukan pengamatan terumbu karang.
Metode
yang digunakan untuk mendapatkan informasi terumbu karang adalah metode yang
didasari oleh Model Pengurangan Eksponensial (Standard exponential attenuation model). Dengan menggunakan
teknologi penginderaan jauh, kondisi ekosistem terumbu karang di area yang luas
dapat diketahui secara langsung. Kelemahan dari teknologi ini adalah kapabilitas
analisa kondisi terumbu karang hanya dapat dilakukan pada kedalaman tertentu,
umumnya antara 0-10 meter. Hasil dari analisa ekosistem terumbu karang dengan
citra satelit ini dapat diketahui seberapa besar kondisi terumbu karang yang
hidup dan yang mati, serta organisme penutup dasar laut yang lain. Mengetahui
perkembangan kondisi terumbu karang dapat membuat manusia lebih waspada dan mengetahui
tindakan apa yang perlu dilakukan untuk menjaga kelangsungan ekosistem terumbu
karang.
- Rauf, A., & Yusuf, M. (2004). Studi Distribusi dan Kondisi Terumbu Karang dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 9(2), 74-81.
- Shalihati, S.F., Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam Pembangunan Sektor Kelautan serta Pengembangan Sistem Pertahanan Negara Maritim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar